MELAYU
Bangsa Melayu memiliki nilai-nilai kehidupan yang sangat bernas. Nilai-nilai kehidupan ini tidak hanya berkaitan dengan aspek ketuhanan (transendental), tetapi juga berkaitan dengan humanisasi dan lingkungan alam sekitarnya. Prilaku santun yang dimiliki puak Melayu mampu mengharmonisasikan kehidupan kemasyarakatan.
Konsep kesantunan berkaitan dengan adab, tata tertib, atau kebiasaan yang diamalkan oleh masyarakat Melayu dalam memelihara hubungan kehidupan kemasyarakatan, baik bertingkah laku, berkomunikasi, atau berinteraksi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa santun berarti halus dan baik (dalam hal budi bahasa atau tingkah laku), sabar dan tenang, sopan, penuh rasa belas kasihan, dan suka menolong.
Setidaknya, ada tiga prilaku santun dalam budaya Melayu yang patut kita segarkan, kita terapkan, dan kita konkritkan.
Pertama, kesantunan perbuatan. Santun berbuat/berprilaku dalam budaya melayu menyangkut gerak gerik ketika bergaul dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, bagaimana prilaku santun orang Melayu ketika menerima tamu, prilaku ketika berada ditempat umum, prilaku ketika berhadapan dengan orang tua, dan lain sebagainya. Santun berprilaku ini berkaitan pula dengan situasi hubungan antar sesama. Bangsa Melayu sudah terbiasa menempatkan dirinya untuk berprilaku sesuai dengan lingkungan. Hal ini terbukti dari pribahasa, dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.Santun perbuatan bagi melayu sama halnya dengan berprilaku menurut adat sebenar adat.
Adapun yang kedua, nilai kesantunan yang mesti kita ranggikan kembali ialah kesantunan berpakaian. Melayu identik dengan Islam. Dalam islam yang mulia, dimana sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat wanita, pakaian itu berfungsi menutup aurat. Ini berarti, bahwa pakaian melindungi pemakainya dari hal-hal yang berbau kemaksiatan, kejahatan, kebrutalan dan lain sebagainya. Dan sebaliknya, ia akan memberikan nilai estetik dalam berpenampilan. Bagi Melayu, setidaknya ada dua perkara yang semestinya dititikberatkan dalam satun berpakaian. Apa sajakah itu? pertama, berpakaian dengan sopan di tempat umum. Kedua, berpakaian dengan rapi dan sesuai keadaan. Dalam dua perkara ini, si pemakai harus mematuhi etika. Nah, tapi kenyataanya seperti apa? Konsep santun berpakaian sudah semakin tercemar dan terkontaminasi dengan model model-model pakaian barat yang umumnya bertentangan dengan budaya kemelayuan kita. Dan ini sering terjadi pada pakaian perempuan. Sadar atau tidak, bangsa Melayu mesti membendung persoalan ini.
Dan yang ketiga, konsep kesantunan yang patut kita segarkan adalahkesantunan berbahasa. Bahasa Melayu sangat terkenal dengan kebersahajaanya, kelemahlembutanya, dan nilai-nilai estetikanya dalam berinteraksi antar sesama. Bahasa Melayu memilki nilai-nilai kesejarahan yang sangat ranggi dalam khazanah kebudayaan nusantara dan asia tenggara. Nilai-nilai kebahasaan melayu ini mencerminkan nilai-nilai kebudayaan melayu yang sangat bermarwah. Dalam berinteraksi antar sesama, bangsa Melayu terkenal dengan nilai kesantunanya.
Hari ini, marilah kita sebagai masyarakat melayu yang bermarwah, kita ranggikan lagi nilai-nilai kesantunan dalam berbudaya melayu ini, baik santun dalam perbuatan, santun berpakaian, maupun santun dalam berbahasa. Karena apa? Karena Nilai-nilai kesantunan ini bagaikan air yang terus mengalir untuk memberikan kehidupan