pantun nasib
Adik menyanyi lagu melayu
Lagu terdengar sangat merdu
Duduk termenung menopang dagu
Mengenang nasib dagang rugi melulu
Dari jawa ke Bengkulu
Membeli keris di Indragiri
Kawan tertawa ramai selalu
Kawan menangis seorang diri.
Bunga melati, bunga kemboja
Disisip rambutnya anak dara
Mari berkhayal mencari cinta
Mengenang diri sedang sengsara.
Puntong pelawan banyak disalangan,
Diambek bapang nei humah pare,
Idop be'untong itulah nian tujuan,
Jangan bai menghalalkan segale care...
Langit sore berwarna merah
Jika mendung berwarna ungu
Dua tahun sudah tinggalkan rumah
Untuk merantau mencari ilmu.
Burung perkutut burung murai
Hinggapnya di atap rumbia
Maksud hati ingin jadi petani
Ladang sawah aku tak punya.
Biarlah bulan disinggahsananya,
Pungguk disini bersama nyonya,
Sampai nanti bila ditanya,
Tak terkesan bulan dihatinya.
Lagu terdengar sangat merdu
Duduk termenung menopang dagu
Mengenang nasib dagang rugi melulu
Dari jawa ke Bengkulu
Membeli keris di Indragiri
Kawan tertawa ramai selalu
Kawan menangis seorang diri.
Bunga melati, bunga kemboja
Disisip rambutnya anak dara
Mari berkhayal mencari cinta
Mengenang diri sedang sengsara.
Puntong pelawan banyak disalangan,
Diambek bapang nei humah pare,
Idop be'untong itulah nian tujuan,
Jangan bai menghalalkan segale care...
Langit sore berwarna merah
Jika mendung berwarna ungu
Dua tahun sudah tinggalkan rumah
Untuk merantau mencari ilmu.
Burung perkutut burung murai
Hinggapnya di atap rumbia
Maksud hati ingin jadi petani
Ladang sawah aku tak punya.
Biarlah bulan disinggahsananya,
Pungguk disini bersama nyonya,
Sampai nanti bila ditanya,
Tak terkesan bulan dihatinya.